Berikut
Tips dan Cara menanam singkong YANG BENAR
1.Siapkan Lahan
tempat Menanam Singkong
Singkong membutuhkan tanah yang gembur dan subur agar umbi yang dihasilkan
bisa maksimal ukurannya selain kualitasnya, untuk itu sebelum Anda
menanamnya, tanah tempat Anda menanam harus dicangkul terlebih dahulu.
Anda dapat menggunakan teknik gundukan tanah memanjang seperti ketika Anda
menanam cabai. Letakkan sampah daun yang nantinya akan berfungsi sebagai
pupuk alami di dalam gundukan tanah yang Anda buat tadi. Jangan lupa
membuat jalan air antara gundukan yang satu dengan lain agar tanah
gundukan untuk menanam singkong tadi tidak terendam air.
2.Siapkan
Bibitnya dan Tanam
Setelah tanah atau lahannya sudah siap, Anda dapat mulai memilih bibit singkong terbaik dan menanamnya. Beri jarak antar bibit kurang lebih 7
hingga 10cm agar tidak terlalu rapat. Perhatikan waktu Anda menanamnya
supaya tidak terbalik, ujung bawah yang ditanam ke dalam tanah adalah
bagian bibit yang tua.
3.Perawatan
Tanaman SingkongMerawat singkong yang sudah Anda tanam tadi akan kita bagi menjadi 3
seperti di bawah ini:
#
Merawat Tunas
Setelah
beberapa waktu, akan mulai tumbuh tunas dari bibit yang Anda tanam. Anda harus
menyingkirkan semua rumput yang tumbuh selama tunas muncul agar tanaman Anda
tidak kekurangan unsur hara yang merupakan makanannya karena diambil oleh
rumput yang tumbuh di sekitarnya.
#
Mengairi Tanaman
Anda
harus menjaga agar bibit yang Anda tanam tidak kekurangan air, tetapi usahakan
agar tanaman Anda tidak terendam hingga basah.
#
Memberi Pupuk
Berikan
pupuk kandang – Anda bisa membeli atau membuatnya sendiri dari ternak yang Anda
miliki jika Anda memang petani yang memiliki ternak. Pupuk kandang ini berguna
untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman singkong Anda terutama daunnya.
P
A N E N
#Ciri
dan Umur Panen
Ketela pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas Dalam.
#Cara
Panen
Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah. |
PASCA
PANEN
#Pengumpulan
Hasil
panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau
oleh angkutan.
#Penyortiran
dan Penggolongan
Pemilihan
atau penyortiran umbi ketela pohon sebenarnya dapat dilakukan pada saat
pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi ketela pohon dapat
dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran
dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi
yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta
bercak hitam/garis-garis pada daging umbi.
#Penyimpanan
Cara
penyimpanan hasil panen umbi ketela pohon dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a)
|
Buat
lubang di dalam tanah untuk tempat penyimpanan umbi segar ketela pohon
tersebut. Ukuran lubang disesuaikan dengan jumlah umbi yang akan disimpan.
|
b)
|
Alasi
dasar lubang dengan jerami atau daun-daun, misalnya dengan daun nangka atau
daun ketela pohon itu sendiri.
|
c)
|
Masukkan
umbi ketela pohon secara tersusun dan teratur secara berlapis kemudian
masing-masing lapisan tutup dengan daun-daunan segar tersebut di atas atau
jerami.
|
d)
|
Terakhir
timbun lubang berisi umbi ketela pohon tersebut sampai lubang permukaan
tertutup berbentuk cembung, dan sistem penyimpanan seperti ini cukup awet
dan membuat umbi tetap segar seperti aslinya.
|
#Pengemasan
dan Pengangkutan
Pengemasan
umbi ketela pohon bertujuan untuk melindungi umbi dari kerusakan selama dalam
pengangkutan. Untuk pasaran antar kota/ dalam negeri dikemas dan dimasukkan
dalam karung-karung goni atau keranjang terbuat dari bambu agar tetap segar.
Khusus untuk pemasaran antar pulau maupun diekspor, biasanya umbi ketela
pohon ini dikemas dalam bentuk gaplek atau dijadikan tepung tapioka. Kemasan
selanjutnya dapat disimpan dalam karton ataupun plastik-plastik dalam
perbagai ukuran, sesuai permintaan produsen.
Setelah dikemas umbi ketela pohon dalam bentuk segar maupun dalam bentuk gaplek ataupun tapioka diangkut dengan alat trasportasi baik tradisional maupun modern ke pihak konsumen, baik dalam maupun luar negeri
Gambaran Peluang Agribisnis
Di pasar Indonesia, produksi Ketela pohon
rata-rata mencapai 8,24 ton/ha (data tahun 1969-1978). Tahun 1983-1991
rata-rata mencapai 11,43 ton/ha.
Peningkatan produksi umbi ketela pohon
kurun waktu 1988-1992 terjadi karena adanya peningkatan rata-rata hasil per
hektar. Walaupun demikian, rata-rata produktivitas usaha tani ketela pohon
ditingkat petani (3 ton/ha) masih lebih rendah dibandingkan dengan potensi
hasilnya (6-10 ton/ha). Luas panen komoditas ketela pohon yang cenderung terus
menurun selama kurun waktu tersebut ternyata tidak berpengaruh terhadap
produksi total. Sementara itu, sekitar 58% dari total luas panen per tahun
masih tersebar di Pulau Jawa.
Dari segi ekspor, selama periode 1990-1994
ekspor ketela pohon Indonesia mengalami peningkatan yang cukup besar. Bila pada
tahun 1990, ekspor ketela pohon adalah sebanyak 100 ton, maka pada tahun 1994
jumlah tersebut sudah menjadi 500 ton. Permintaan ketela pohon dalam bentuk
tapioka maupun gaplek pada tahun-tahun yang akan datang diperkirakan akan terus
meningkat. Hal ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk usaha
agribisnis ketela pohon. selamat mencoba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar